Artikel ini tentang kutipan-kutipan dari komentar di dunia maya (facebook) tentang pemilu 2014 yang coba dijadikan bahan diskusi (walau sudah didiskusikan di dunia maya). Rangkaian komentar awal ini tentu saja tidak berhenti sampai disini dan tidak menampilkan 0rang yang mengucapkannya. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan jika tidak ada klik saja kode close.
Dahulu, kaum pergerakan sebelum 1998, mereka mengangkat program dan slogan (semboyan): Hapuskan Dwi-fungsi ABRI! Mereka kesepian, sedikit saja yang mendukung. Mereka, yang hanya segelintir itu, berjuang dengan penuh resiko menghadapi kebrutalan tentara. Sebagian oposisi kaum "demokrat" tak mau mendukungnya dengan berbagai pertimbangan--belum waktunya; masih ada tentara yang baik; tidak taktis, karena pergerakan bisa dihancurkan sebelum waktunya; mimpi terlalu besar; jangan sok heroik; atau, juga, karena mereka takut (karena batas antara taktis dan waspada dengan takut, setipis kulit bawang). Karena situasinya demikian, maka kaum pergerakan terpaksa melakukan dua taktik: 1) berkompromi dengan kaum "demokrat" yakni, saat bersekutu dengan kaum "demokrat", kaum pergerakan terpaksa menanggalkan atau tidak mengikutkan program Hapuskan Dwi-fungsi ABRI. Tujuannya: yang penting ada atmosfir perlawanan yang berkembang dan meluas; 2) taktik kedua adalah dilandaskan pada hal ini: walaupun ada atmosfir perjuangan yang berkembang dan meluas namun, bila tidak ada agitasi-propaganda Dwi-fungsi, maka massa, rakyat, tidak akan menyadari penting dan mendesaknya Penghapusan dwi-fungsi ABRI. Dengan pertimbangan tersebut, selain melakukan persekutuan dengan kaum "demokrat" dalam memperjuangkan program-program demokratik, juga melakukan tindakan-tindakan dan aksi-aksi militan--demonstrasi hit-and-run (semi-legal); corat-coret tembok (grafity) di jalan raya atau di kampung-kampung; selebaran massal (semi-legal); pendidikan di basis-basis pengorganisiran (semi-legal); dll. Barulah setelah pergerakan meluas dan bertambah militan, maka lebih banyak unsur-unsur (termasuk kaum "demokrat" itu) yang sepakat dengan program Hapuskan Dwi-fungsi ABRI.
Sejarah seperti berulang--kata M, dalam bentuk lelucon: kaum demokrat tidak sensitif atau tidak militan dalam menghadang unsur-unsur sisa-sisa orde baru (yang militeris) yang mau berkuasa kembali. Padahal kita masih punya sisa dosa, sisa kesalahan: pada Pemilu yang lalu kenapa GERINDRA bisa 4% masuk parlemen; kenapa SBY bisa menang; kenapa GOLKAR masih berkibar dll.
Aku jadi ingat apa yang dikatakan L: sosialisme tanpa demokrasi yang didorong sepenuh-penuhnya adalah OMONG KOSONG.Oleh: D.I.K
Komentar:
- pernyataan yang masih menggantung, terkait arah yang mau diambil ataupun evaluasi dari menyikapi 2014.
- Ini yang lebih kongkret dari status di atas (harus evaluasi, bercermin, tuch):
- Apa benar bahwa kita tidak melihat Jokowi dan para pendukungnya begitu militan menghadang sisa-sisa orde baru yang militeris yang akan berkuasa kembali? Apa cukup dengan AKU RAPOPO? Apalagi harus mempropagandakan politik tandingan dan partai/organisasi tandingan.
- Walaupun suara PDIP-P meningkat tapi, bila suara GERINDRA juga meningkat, ya piye, OPO RAPOPO?
..........................
Pemilu borjuis (kapitalis) adalah pemilu yang hanya diikuti oleh partai-partai borjuis dan partai-partai yang membela kepentingan borjuis. Partai buruh tidak bisa terlibat atau berpartisipasi dalam pemilu borjuis karena berbagai sebab--siatuasi sosial yang menyebabkan kaum buruh tidak bisa mendirikan partainya sendiri atau dihambat oleh undang-undang pemilu yang syarat-syaratnya hanya bisa dipenuhi oleh partai-partai borjuis dan partai-partai yang membela kepentingan borjuis. Jadi menolak pemilu borjuis bukan per definisi menolak pemilu atau menunggu masyarkatnya terlebih dahulu harus sosialis. Jangan diplintir.
Itulah sebabnya: sebelum ada politik tandingan (alternatif) dan sebelum ada partai/organisasi tandingan, sangat sulit bagi kita untuk mempercayai bahwa pemilu borjuis akan menghasilkan kebahagiaan buat rakyat.
Karena itu, prioritas kita sekarang adalah:
- mendefinisikan dan menjabarkan apa itu politik tandingan (termasuk memperbaiki Undang-Undang Pemilu agar demokratik);
- berjuang mati-matian mendirikan organisasi/partai politik tandingan;
- dan agar upaya-upaya nomer 1 dan 2 tersebut tidak mengalami hambatan, maka harus ada perjuangan mati-matian pula memblokade upaya sisa-sisa orde baru (terutama yang militeris) untuk berkuasa kembali, yang akan menghambat atau malah membunuh demokrasi.
Komentar:
- Ya, benar perjuangan tersebut harus sampai mengadili penjahat-penjahat HAM dan penjahat-penjahat ekonomi (koruptor), namun hal itu memerlukan syarat yang lebih berat, syarat yang baru bisa terlaksana bila perjuangan yang prioritas sudah tercapai.
- Bercermin lah:
- Apa benar bahwa kita tidak melihat Jokowi dan para pendukungnya begitu militan menghadang sisa-sisa orde baru yang militeris yang akan berkuasa kembali? Apa cukup dengan AKU RAPOPO? Apalagi harus mempropagandakan politik tandingan dan partai/organisasi tandingan.
- Walaupun suara PDIP-P meningkat tapi, bila suara GERINDRA juga meningkat, ya piye, OPO RAPOPO?
- Taktik benar tidak cukup hanya di atas kertas, atau cuma sekadarnya saja perjuangannya perjuangannya, yang penting bukan menafsirkan dunia, tapi mengubahnya. Harus mati-matian, harus militan, menghadang sisa-sisa lama orde baru, terutama yang militeris.
.............................
Malam ini sangat bangga dapat sms dari beberapa pimpinan organisasi buruh berkaitan dengan sikap Politik PEMILU 2014. Semakin terbuka luas munculnya kesadaran Revolusioner dari klas buruh, punya posisi politik yang tegas dan memilih tidak tunduk pada serta menghamba kepentingan Partai Politik Borjuasi, dan ditengah banyaknya aktifis buruh yang melakukan manuver politik pragmatis.
..................................
Salam Perjuangan,
Perlu kawan2 ketahui bahwa Pemilu Tahun ini bukan milik pemilu kaum buruh dan rakyat kecil karena masih dikuasai oleh elit2 penguasa yang berkepentingan pribadi dan memperkaya diri sendiri yang juga bagian dari kaum kapitalis. Bersatu membentuk POLITIK ALTERNATIF, Jadilah buruh yang terdidik karena KAUM BURUHLAH YANG HARUS BERKUASA (Ketua Federasi SERBUK Karawang,
...........................
Salam Juang,
Terdengar lantang tawa sang pemilik modal dengan dikawal oleh Rezim dan militerisme menyambut pesta demokrasi rakyat yang dikantongi Kapitalisme dengan membodohi rakyat. LAWAN PEMILU 2014, BANGUN ALAT POLITIK ALTERNATIF BURUH DAN RAKYAT (Komandan Vanguard Federasi Progresip...
Komentar:
- Datang ke TPS Coret semua kader_kader borjuasi...
- Jaya lah buruh dan rakyat yang sadar,ayo bangun politik alternativ di mulai dari sekarang
.......................................
Saya sudah tunaikan hak saya sebagai warga negara;
memilih calon wakilku di dpd, dprri dan dpr d dki jakarta.
semoga suara yang memilih mereka mencukupi, sehingga mereka terpilih.
Jika kelak mereka tak menyuarakan aspirasiku, apa yang harus aku lakukan?
Siapa yang bisa kasih saran?
Komentar:
- Berdoa saja Ito... Hahaaa...
- Betul Ito..... sebab dalam aturan di negara kita gak ada mekanisme konstituen meng-impeach wakilnya di dewan...mari kita doakan mereka bekerja tulus demi kemajuan rakyat (tentu mereka dapat gaji dan benefit banyak untuk dirinya...). ha ha ha
- Di luar negeri bisa dilempar dgn telur busuk Pak.
- Bernyanyilah abang ala simalungun panosallon do naro nimmu ma
- Sulit memang lae..
- Tpi mngkn disitu gunanya ada oposisi dan mngkn yg bs dilakukan jika memang disekitaran kita ada pejabat yg tidak benar bisa dilaporkan di media sosial..biar di-bully dan untung2 ada media TV yg mengangkat issue itu..#JustSaying hehehe
- Ini yang tidak diatur dalam tatanan bernegara di Indonesia. Dalam etika berpolitik, barangkali ada jawabannya, itupun jika yabg bersangkutan memiliki etika dan moral yang baik.
- bukan mustahil akan terjadi begitu ya di senayan dan kantor dewan kota dan provinsi.
- Bukan tidak tahu pasti, tetapi "tidak mau tahu". Ibarat kacang melupakan kulitnya.
...............................
Jangan takut "BERBEDA" di tengah mayoritas yang terilusi !
................................
Saat aksi INDONESIA TANPA MILITERISME, saya dapat sas-sus bahwa beberapa kodam melakukan mobilisasi kampanye dukungan untuk Partai Gerindra dan Prabowo. Ada yang bisa menginformasikan kebenarannya?
...................................
Berikut ini adalah bagian dari ceramah Hashim Djojohadikusumo, sebagai pengurus Gerinda dalam pertemuan USINDO (perkumpulan Amerika-Indonesia) , July 2013 (http://www.usindo.org)
Salah satu yang terbaik yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menurunkan tingkat pajak. Anda tahu, saya kapitalis, saya doyan pajak rendah. Tanpa menaikkan tingkat pajak, tapi menambah jumlah wajib pajak akan menambah 5% GDP.
Bagi anda yang disini dari Partai Republik, jangan khawatir.Kami tidak akan menaikkan sama sekali pajak anda. Freeport, kami akan melakukan hal lain dengan anda. Tingkat pajak telah baik.Freeport telah membayar pajak 2,5 milyar dollar tahun lalu….
Pada sesi tanya jawab.
Pertanyaan
1: Banyak perusahaan asing—khususnya pertambangan, agrikultur, dan perusahaan minyak—punya persoalan dengan industri yang dilindungi negara di Indonesia. Apa yang dirasakan Gerinda tentang hal ini?
2. Juga, SBY telah berusaha lebih dekat dengan Amerika Serikat selama masa bertugasnya. Bagaimana Gerinda melihat hubungan Indonesia-Amerika Serikat?
Jawab:
Saya tahu ini menjadi perhatian bagi potensi investor, dan juga bagi investor saat ini. Indonesia akan menjadi partai yang pro investasi. Saya kapitalis, kami bukan partai sosialis….
Hubungan dengan Amerika, Bapak-bapak dan Ibu, Prabowo adalah tamatan, saya pikir dia satu-satunya kandidat, saya tidak tahu, mungkin Gita. Apakah Gita taman Sekolah Amerika? Gita saya tahu akan berjuang untuk jadi Presiden. Dan Prabowo adalah kandidat lainnya tamatan Sekolah Amerika. Apa itu artinya? Artinya adalah Prabowo sangat pro Amerika, dia telah pernah pergi ke Amerika, sekolah tinggi di Amerika, ,,,dia telah pergi ke sekolah di Amerika dalam hidupnya, dia dalam pasukan khusus, Fort Benning, Fort Bragg, saya pro Amerika, hingga baru-baru ini saya melakukan investasi di California, dengan jumlah besar,….ya, Amerika akan jadi partner istiwema dalam pemerintahan Gerindra.
disclaimer: terjemahan bebas, dan hanya mengutip beberapa bagian saja.
......................................
Setiap yang berbau pemerintahan amerika adalah musuh perburuhan, demikian juga kroni kroni penghambanya, menyakitkan selain ibu pertiwi yang dijual rakyatnya juga diberikan cuma2, bahkan anak cucu bangsa ini mau dibabtis sebagai budak amerika/kapitalis.....rapatkan barisan, enyahkan pembunuh dan pemberi rasa ketakutan dari bumi indonesia...
..................................
Keren sekali situasi hari ini jalanan sebekasi sepi benar dari cikarang sampai bekasi barat sengaja ga pake helm ga ada yang nilang (Polisi ma tentara lagi sibuk ngamanin TPS)......hihii...lagi pada terbuai sama PARTAI yang katanya PARTAI CINTA WONG CILIK yang sebenarnya hanya cinta SUARA nya saja ketika dibutuhkan untuk memilih, tetapi ketika sudah bertahta BOAM ach.Plasback ketika buruh menuntuk kenaikan upah,NOLAK kenaikan BBM dan bahkan MOGOK NASIONAL Polisi dan Tentara sibuk dijalanan bahkan Pintu TOL pun tak luput untuk dijaga sampai-sampai Pimpinan organisasipun rumahnya ada yg meneror para buruh berlomba dengan waktu berangkat bekerja sepagi mungkin agar tak diPHK menjadi budak seumur hidupun rela,hari ini ketika nasibnya dipertaruhkan selama 5 thn kedepan dengan saling menjagokan masing-masing Kandidatnya (Kebudayaan pembodohan warisan sang kompeni masih saja dipakai).......Gubraaaak
..............................
Bung, berbahaya apabila kita sebagai manusia tak berani bermimpi besar. Kita harus berani bermimpi besar. Kita sudah dihancurkan dari ekonomi, politik, kebudayaan, bahkan hingga ketulang sumsum, supaya kita tak berani bermimpi besar, sejak jaman penjajahan belanda hingga hari ini. Soekarno, Tan malaka, Alimin, Musso, punya mimpi besar. Tanpa mimpi besar tak mungkin kita merdeka. Kita harus berani bermimpi besar. Mimpi Indonesia yang lebih baik. Mimpi menjadi bangsa besar yang tak menindas. Mimpi menjadi manusia-manusia bermartabat. Dan semua itu hanya mungkin apabila bangsa ini lepas dari cengkeraman Imperialisme, Kapitalisme, dan Militerisme.