JAKARTA - Sejumlah kelompok buruh di Jakarta mengeluarkan manifesto menolak Pemilu 2014. Mereka menilai partai dan caleg yang mengikuti Pemilu tidak mempunyai program yang berpihak pada buruh dan masyarakat.
Manifesto ini ditandatangani 16 kelompok buruh di Jakarta seperti: Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Pembebasan, KPO PRP (Partai Rakyat Pekerja).
Para buruh ini akan melakukan aksi serentak secara nasional pada akhir Maret 2014 dengan melakukan pemasangan seribu poster di puluhan kota sebagai ajang sosialisasi bagi rakyat untuk menolak Pemilu.
Aksi ini dilakukan karena partai di Indonesia dipandang tidak membuka diri kepada figur-figur rakyat kecil sebagai figur alternatif.
"Kami kecewa karena rakyat tak pernah diberikan tempat, maka kami akan melakukan aksi dengan membawa simbol-simbol pejuang rakyat seperti Wiji Thukul, Marsinah, Munir dan figur pejuang rakyat yang lain" ujar Suryana dari KPO PRP.
Suryana dalam konferensi pers Senin (10/3) juga menyatakan bahwa Pemilu 2014 bukanlah Pemilu rakyat.
“Kalaupun Pemilu diselenggarakan, kami yakin Pemilu besok tak akan membawa perubahan apa-apa, justru makin tidak memberikan tempat untuk rakyat” tambah Suryana.
Mereka menambahkan, seharusnya para caleg dan partai menghapus utang, memberikan subsidi untuk buruh dan rakyat sekaligus melakukan perlindungan pada hak-hak Ekonomi, sosial, budaya bagi masyarakat. (KBR68H)