CIPUTAT - Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI), menggelar aksi unjukrasa menolak pelaksanaan Pemilu 2014. Alasan mahasiswa menolak pelaksanaan Pemilu ini karena sarat dengan kepentingan pemilik modal.
Selain aksi orasi dan mimbar bebas, aksi yang digelar didepan kampus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini juga menggelar poster yang bertuliskan Produk Pemilu 2014 adalah Korupsi, Tolak Pemilu 2014 sebagai bentuk kediktatoran pemodal dan Kembali ke UUD45 yang asli.
Dian humas GPPI menuturkan bahwa Sistem demokrasi liberal yang berkiblat kepada Amerika hanya menghasilkan dan melahirkan pemimpin yang dinilai dari kuantitas suara dan modal tanpa menitik beratkan pada Gagasan dan Kualitas, Gagal melahirkan pemimpin yang Pro Rakyat.
“Pemilu 2014 menjadi pemicu disintegrasi bangsa hingga meruntuhkan demokrasi Pancasila dan UUD 45, yang berazaskan musyawarah untuk mufakat. Pemilu juga bentuk dari diktator modal yang melahirkan pemimpin oportunis yang tunduk pada kaki imperialisme,” ucapnya.
Dian menambahkan saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang terlibat korupsi, bukannya menjadi peringatan melainkan menjadi bahan untuk menjatuhkan lawanya guna mendapatkan kekuasaan. “Hasilnya adalah Pemilu 2014 tetap menghasilkan Koruptor seperti saat ini”, pungkasnya.
Selain aksi orasi dan mimbar bebas, aksi yang digelar didepan kampus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini juga menggelar poster yang bertuliskan Produk Pemilu 2014 adalah Korupsi, Tolak Pemilu 2014 sebagai bentuk kediktatoran pemodal dan Kembali ke UUD45 yang asli.
Dian humas GPPI menuturkan bahwa Sistem demokrasi liberal yang berkiblat kepada Amerika hanya menghasilkan dan melahirkan pemimpin yang dinilai dari kuantitas suara dan modal tanpa menitik beratkan pada Gagasan dan Kualitas, Gagal melahirkan pemimpin yang Pro Rakyat.
“Pemilu 2014 menjadi pemicu disintegrasi bangsa hingga meruntuhkan demokrasi Pancasila dan UUD 45, yang berazaskan musyawarah untuk mufakat. Pemilu juga bentuk dari diktator modal yang melahirkan pemimpin oportunis yang tunduk pada kaki imperialisme,” ucapnya.
Dian menambahkan saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang terlibat korupsi, bukannya menjadi peringatan melainkan menjadi bahan untuk menjatuhkan lawanya guna mendapatkan kekuasaan. “Hasilnya adalah Pemilu 2014 tetap menghasilkan Koruptor seperti saat ini”, pungkasnya.