Siapa yang menyangka Lupita Nyong’o (31) bisa meraih penghargaan sebagai aktris pemeran pembantu terbaik (Best Supporting Actress) Oscar 2014. Dalam film ’12 Years A Slave’ ia memerankan Patsey, seorang budak perempuan yang mengalami penyiksaan.
Persaingan Oscar 2014 di kategori aktris pembantu terbaik sangat ketat. Ada sederet nama besar seperti Jennifer Lawrence, Julia Roberts, June Squibb dan Sally Hawkins. Rupanya seni peran yang ditunjukkan Lupita tak kalah hebat. Ia berhasil dengan gemilang saat menyerap rasa kepedihan akibat perbudakan.
Dalam film ’12 Years A Slave’, tokoh Patsey merupakan salah satu budak di perkebunan yang kerap disiksa. Ia harus bekerja dan menuruti semua keinginan majikannya. Bahkan Patsey pun harus melayani nafsu bejat tuannya. Ia diperkosa.
Tidak hanya itu. Prilaku kekejaman dalam sejarah perbudakan terlihat semakin jelas. Pada suatu ketika, Patsey diikat di sebuah tiang. Seluruh bajunya dibuka. Lalu sahabat Patsey, yakni Solomon Northup atau Platt-tokoh sentral film yang diperankan oleh Chiwetel Ejiofor-diperintahkan untuk mencambuknya. Meski pertentangan dalam diri Solomon kuat, kuasa majikan lebih hebat.
Patsey pernah meminta Solomon membunuh dirinya. Tapi menolak. Dan di adegan berikutnya, Solomon harus melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kemanusiaan.
Ia pun mencambuk Patsey. Lalu teriakan demi teriakan keluar dari mulut perempuan budak kecil itu. Suasana perkebunan semakin suram. Semua budak menyaksikan prilaku kejam tanpa bisa berbuat apa-apa. Solomon mencambuk lagi. Rupanya cambukan Solomon dianggap tak berarti. Tak cukup, giliran si majikan yang mencambuknya. Sambil berteriak,”Kau setan..!” kepada Patsey. Si majikan inilah yang memperkosa Patsey.
Entah berapa banyak cambukan di punggung Patsey. Lukanya seperih dan sepanjang sejarah perbudakan yang dilakukan bangsa kulit putih waktu itu. Luka yang sengaja dibuat oleh bangsa-bangsa yang mengaku beradab.
Keberhasilan Lupita Nyong’o memerankan tokoh Patsey layak mendapatkan penghargaan. Ia melakukannya dengan penuh penjiwaan, emosional dan menyentuh sisi terdalam hati nurani manusia. Film ’12 Years A Slave’ arahan sutradara Steve McQueen juga meraih penghargaan sebagai film terbaik dunia 2014.
Persaingan Oscar 2014 di kategori aktris pembantu terbaik sangat ketat. Ada sederet nama besar seperti Jennifer Lawrence, Julia Roberts, June Squibb dan Sally Hawkins. Rupanya seni peran yang ditunjukkan Lupita tak kalah hebat. Ia berhasil dengan gemilang saat menyerap rasa kepedihan akibat perbudakan.
Dalam film ’12 Years A Slave’, tokoh Patsey merupakan salah satu budak di perkebunan yang kerap disiksa. Ia harus bekerja dan menuruti semua keinginan majikannya. Bahkan Patsey pun harus melayani nafsu bejat tuannya. Ia diperkosa.
Tidak hanya itu. Prilaku kekejaman dalam sejarah perbudakan terlihat semakin jelas. Pada suatu ketika, Patsey diikat di sebuah tiang. Seluruh bajunya dibuka. Lalu sahabat Patsey, yakni Solomon Northup atau Platt-tokoh sentral film yang diperankan oleh Chiwetel Ejiofor-diperintahkan untuk mencambuknya. Meski pertentangan dalam diri Solomon kuat, kuasa majikan lebih hebat.
Patsey pernah meminta Solomon membunuh dirinya. Tapi menolak. Dan di adegan berikutnya, Solomon harus melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kemanusiaan.
Ia pun mencambuk Patsey. Lalu teriakan demi teriakan keluar dari mulut perempuan budak kecil itu. Suasana perkebunan semakin suram. Semua budak menyaksikan prilaku kejam tanpa bisa berbuat apa-apa. Solomon mencambuk lagi. Rupanya cambukan Solomon dianggap tak berarti. Tak cukup, giliran si majikan yang mencambuknya. Sambil berteriak,”Kau setan..!” kepada Patsey. Si majikan inilah yang memperkosa Patsey.
Entah berapa banyak cambukan di punggung Patsey. Lukanya seperih dan sepanjang sejarah perbudakan yang dilakukan bangsa kulit putih waktu itu. Luka yang sengaja dibuat oleh bangsa-bangsa yang mengaku beradab.
Keberhasilan Lupita Nyong’o memerankan tokoh Patsey layak mendapatkan penghargaan. Ia melakukannya dengan penuh penjiwaan, emosional dan menyentuh sisi terdalam hati nurani manusia. Film ’12 Years A Slave’ arahan sutradara Steve McQueen juga meraih penghargaan sebagai film terbaik dunia 2014.