 |
KARAWANG - Lima ribuan buruh PT. Pindo Deli melakukan aksi di Disnaker Karawang dan kemudian melanjutkan aksinya ke pabrik Pindo Deli 2. Aksi ini digerakkan oleh Serikat Pekerja Kertas Pindo Deli (SPKPD) bersama afiliasinya Federasi Serikat Pekerja Pulp dan Kertas Indonesia (FSP2KI) serta diikuti pula oleh massa dari Federasi Serbuk.
Aksi ini merupakan kelanjutan dari aksi-aksi sebelumnya menyusul mogok kerja yang dilakukan pada 27 Februari lalu akibat gagalnya perundingan upah. Tuntutan aksi Buruh adalah menolak upah yang sudah bekerja selama 10 sampai 20 tahun disamakan dengan buruh yang baru bekerja. Buruh juga menilai perusahaan tidak pernah memberikan penghargaan terhadap buruh yang sudah puluhan tahun ikut membesarkan perusahan.
Khamid Istakhori, Koordinator Advokasi FSP2KI menyampaikan bahwa besok, 25 Maret akan dilakukan perundingan dengan manajemen yang difasilitasi oleh Bupati Karawang dan apa bila tetap deadlock maka buruh akan kembali melanjutkan aksi dan mogok kerja di Pindo Deli.
“PT Pindo Deli membayar upah pekerja lajang, kontrak, outsourcing dan yang di bawah masa kerja satu tahun sebesar Rp2.624.000, sementara pekerja yang bekerja sudah sampai 24 tahun, gaji pokoknya hanya Rp2,2 juta di dalam skema pengupahan. Itu sama dengan membayar upah di bawah UMK,” terang salah seorang pekerja PT Pindo Deli yang enggan disebutkan namanya.
Aksi dan mogok kerja buruh Pindo Deli ini diketahui mendapat dukungan dari banyak federasi di Indonesia sebagai bentuk persatuan perlawanan buruh bahkan mendapat dukungan internasional dari organisasi buruh terbesar di dunia Industri yakni ALL Global Union.
Pindo Deli adalah salah satu produsen kertas terbesar didunia yang berada di bawah Asia Pulp and Paper, Sinarmas Group. (dari berbagai sumber)
