Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, menyebutkan dana yang bergulir saat Pemilu 2014 diperkirakan mencapai Rp 115,3 triliun.
Adapun dana yang digunakan itu sebagian besar berasal dari calon legislator daerah hingga 62 persen atau Rp 71,22 triliun. Pemerintah mengeluarkan Rp 25, 12 triliun atau 22 persen. Lalu sebanyak Rp 10,81 trilun merupakan dana kampanye calon presiden dan wakil presiden. Adapun dana kampanye calon Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah sebanyak Rp 8,15 triliun.
Teguh mengatakan, dari Rp 115,3 triliun itu, sedikitnya Rp 90 triliun itu dibelanjakan saat kampanye sehingga memicu dampak lanjutan atau efek rembesan (multiplier effect) yang menggairahkan aktivitas perekonomian. Salah satu yang terlihat adalah geliat percetakan surat suara serta alat peraga akan meningkatkan aktivitas yang berkaitan dengan industri kertas, cat dan buruh cetak.
Pemilu 2014 ini diperkirakan berada di sektor bisnis industri kertas dan percetakan sebesar 7,45 persen, industri tekstil dan pakaian jadi 2,85 persen, transportasi dan telekomunikasi 1,37 persen, dan hotel-restoran sebanyak 1,65 persen.
"Pemilu 2014 akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5-0,7 persen," kata Teguh di sebuah seminar pada hari Rabu, 19 Maret 2014.
Selain itu, mengutip keterangan Teguh, diperkirakan akan tercipta 894 ribu kesempatan kerja di sektor jasa, mulai dari pengerahan massa sampai saksi pemilu sebagai pekerjaan yang tidak tetap.
Pemilihan umum calon legislator akan dilaksanakan pada 9 April 2014. Pemilu melibatkan 6708 calon legislator DPR, 23.287 calon legislator DPRD Provinsi, 200.874 caleg kabupaten atau kota, dan 929 caleg Dewan Perwakilan Daerah. (tempo)
Adapun dana yang digunakan itu sebagian besar berasal dari calon legislator daerah hingga 62 persen atau Rp 71,22 triliun. Pemerintah mengeluarkan Rp 25, 12 triliun atau 22 persen. Lalu sebanyak Rp 10,81 trilun merupakan dana kampanye calon presiden dan wakil presiden. Adapun dana kampanye calon Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah sebanyak Rp 8,15 triliun.
Teguh mengatakan, dari Rp 115,3 triliun itu, sedikitnya Rp 90 triliun itu dibelanjakan saat kampanye sehingga memicu dampak lanjutan atau efek rembesan (multiplier effect) yang menggairahkan aktivitas perekonomian. Salah satu yang terlihat adalah geliat percetakan surat suara serta alat peraga akan meningkatkan aktivitas yang berkaitan dengan industri kertas, cat dan buruh cetak.
Pemilu 2014 ini diperkirakan berada di sektor bisnis industri kertas dan percetakan sebesar 7,45 persen, industri tekstil dan pakaian jadi 2,85 persen, transportasi dan telekomunikasi 1,37 persen, dan hotel-restoran sebanyak 1,65 persen.
"Pemilu 2014 akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5-0,7 persen," kata Teguh di sebuah seminar pada hari Rabu, 19 Maret 2014.
Selain itu, mengutip keterangan Teguh, diperkirakan akan tercipta 894 ribu kesempatan kerja di sektor jasa, mulai dari pengerahan massa sampai saksi pemilu sebagai pekerjaan yang tidak tetap.
Pemilihan umum calon legislator akan dilaksanakan pada 9 April 2014. Pemilu melibatkan 6708 calon legislator DPR, 23.287 calon legislator DPRD Provinsi, 200.874 caleg kabupaten atau kota, dan 929 caleg Dewan Perwakilan Daerah. (tempo)